ID is My IdentityHi Hi Hi 😀 Kali ini aku datang ingin bercerita sesuatu hehehe. Kalau sebelumnya aku cerita soal latar belakang pembuatan websiteku ini, kali ini aku mau cerita kenapa aku pilih ramadhaniawy.my.id sebagai domain untuk websiteku. Psstt... Kalau ingin...

Culture Shock di Lombok
Culture Shock di Lombok


Hiiiiii
Aku mau cerita. Sebagai seorang Jawa tulen yang ibu-bapaknya memang asli Jawa Timur, aku mengalami beberapa culture shock selama hampir 2 minggu di Lombok ini. Oh! Ada beberapa perbedaan budaya juga sebagai orang yang selama ini tinggal di kota kecil kayak Mojokerto ataupun desa di Ngantang.
Apa aja sih emangnya??
1. Cidomo
Cidomo atau kalau di Jawa nyebutnya Dokar, masih sangat umum dipakai. Fungsinya sama seperti becak kalau di Jawa. Jadi cidomo ini dipakai di kehidupan sehari-hari, seperti ke pasar atau ke sawah, orang-orang masih banyak yang pakai transportasi tradisional ini.
2. Ayam suwir
Orang jualan nasi campur sejauh yang kulihat di Kuranji dan Mataram, pasti punya ayam suwir sebagai lauknya. Entah karena memang orang sini suka atau mungkin ini jadi salah satu makanan khas warung makan disini, tapi ayam suwir benar-benar terlihat dimana-mana. Rasanya? Pedas, kalau dilihat dari warna bumbunya. Untuk rasa betul-betulnya, aku tidak tahu pasti karenaa aku tidak suka ayam hehehe.
3. Batagor
“Goreng” yang ada di bakso kalau di Jawa, itu namanya batagor kalau di Lombok. Pernah waktu aku ke pantai Kuranji lalu beli cilok (tanpa pentol tentunya), pas aku bilang ke bapaknya “Tahu sama goreng ya pak,” ternyata bapaknya bingung. “Tahu sama apa tadi?” tanya bapaknya lagi. Kutunjuklah akhirnya goreng yang aku penginin, dan bapaknya ngangguk. Pas aku selesai bayar, anak kecil yang antri sesudahku pun pesan “Beli batagor 3000,”
Dari situ aku sadar bahwa goreng disini namanya batagor.
4. Rujak Buah dengan Terasi
Rujak buah disini bumbunya pakai terasi :)) Iya, bumbu rujak buah biasanya yang isinya kacang, asam, gula merah, cabai itu ditambah dengan terasi.
Ini aku yang emang tidak tahu atau bagaimana, tapi kayaknya rujak buah biasanya nggak pakai terasi sejauh yang aku pernah rasa. Jadi pas dibeliin rujak buah sama Mbak, aku agak heran sama rasanya. Tapi enak kok, buktinya aku habis banyak ternyata hahaha.
5. Kulit Eksotis yang Menawan
Warna kulit orang sini tuh coklatnya bagus. Coklatnya merata :”)
Warna muka sama tangan tuh sama, halus gitu lihatnya. Ada juga kok orang yang kulitnya warna kuning langsat cerah gitu disini, tapi yang menarik perhatianku warna coklat kulitnya orang Lombok ini bagussss. Aku iriiii hahaha. Soalnya nggak kayak di Jawa, kalau warna kulitnya coklat tuh coklat yang gosong(?) dan kulu-kulu(?). Aku sebagai perempuan Jawa yang berkulit sawo matang sangat merasakan perbedaan itu. Mungkin karena polusi di Jawa juga kali ya makanya jadi agak hitam warna kulit coklat disini tuh.
6. Sewek atau Jarit
Di Lombok, masih banyak orang yang pakai sewek. Aku tidak tahu di Lombok ini kalau nyebut sewek itu apa, tapi mari kita sebut itu sewek. Disana, ibu-ibu, ibu muda, masih pada pakai itu. Dipakai buat ke sawah ataupun di rumah aja, sewek masih jadi atribut busana sehari-hari.
7. Karakteristik Mata
Orang Lombok tuh sipit-sipit matanya. Tapi beda seperti karakteristik sipitnya etnis tionghoa, orang sini sipitnya arahnya turun ke bawah. Kalau susah bayanginnya, kuambil contoh Yeji Itzy. Mata Yeji sipit dan meruncing ke atas, nah kalau orang Lombok runcingnya ke bawah. Aku menyadari ini ketika diajak Mbak ke pasar. Saat Mbak antri beli ayam, aku melihat sekeliling dan berpikir “Tunggu sebentar, ini sepasar apa saudara semua isinya karena mukanya hampir sama semua,”. Yap, dari situ aku menyadari yang sama ada di warna kulit cokelat yang bagus dan karakteristik mata yang mirip.
8. Bundaran dimana-mana
Di Lombok tuh aku menemukan banyak bundaran. Apalagi jalan dari arah Mataram ke arah Bukit Merese dan Sirkuit Mandalika, sangat banyak bundarannya :”) Maju dikit dah ketemu bundaran lagi, sampai bingung putarnya dimana. Untungnya tidak banyak kendaraan yang lewat, paling 2 atau 3 mobil. Jadi kalau kebablasan, bisa langsung putar balik. Jujur ini sangat membingungkan.
9. Nanas dan Kuda Mini
Waktu aku diajak ke pasar buat beli buah karena mau bikin rujak buah sendiri, aku menyadari bahwa nanas yang dijual tuh kecil. Kan kalau di Jawa nanas tuh agak besar kan, kalau di Lombok sepertinya separuh nanas Jawa ukurannya. Entah memang dari varietasnya atau emang konsepnya seperti itu, aku tidak bertanya lebih lanjut ke penjualnya.
Lalu kuda yang menarik cidomo ukurannya kecil. Kecil yang kumaksud ini kalau dibandingkan dengan kuda pada umumnya ya. Tapi kalau kuda, memang sepertinya bawaan deh. Kuda poni sumbawa memang kalau sudah dewasa pun perawakannya kecil ya. Tapi tenaganya gak kalah sama kuda biasa.
10. Pernikahan Dilangsukan pada Akhir Pekan
Ini seriusan. Nikahan disini dilangsungkan pada hari Sabtu atau Minggu dan biasanya ada arak-arakan gitu. Arak-arakannya jauh cuy, kalau gak salah dari rumah mempelai pria ke mempelai perempuan. Di paling depan ada pengantinnya, dibelakangnya ada keluarga, lalu dibelakangnya lagi ada musik tradisional begitu. Dan di paling belakang, ini opsional sih, ada sound system dan orang yang joget-joget tentunya. Sumpah, mirip kayak karnaval kalau di Jawa, karena orang-orang sekitar juga pada nonton arak-arakan itu. Tapi tenang, ini berlangsung diweekend saja.
Jadi, ini bisa jadi tips kalau mau jalan-jalan di Lombok pas akhir pekan, lebih baik hindari jalan kampung daripada terjebak kemacetan karena arak-arakan ini. Di jalan besar tuh ada juga mereka, cuma kalau jalan besar setidaknya masih bisa dibagi dua kan jalannya. Sedangkan kalau di kampung kan sempit, jadi harus bener-bener ngekor dibelakang arak-arakan. Macet-macetan dah tuh jadinya.
Sudaaaah. Itu tadi beberapa hal yang aku temui dan rasakan perbedaannya dengan yang ada di Jawa. Hal penting tidak penting, tapi cukup menarik buatku.
Cheerio!

Written by
Another Nia’s Works

Why I choose .MY.ID?

Culture Shock di Lombok
Hiiiiii Aku mau cerita. Sebagai seorang Jawa tulen yang ibu-bapaknya memang asli Jawa Timur, aku mengalami beberapa culture shock selama hampir 2 minggu di Lombok ini. Oh! Ada beberapa perbedaan budaya juga sebagai orang yang selama ini tinggal di kota kecil kayak...

Review Love Reset (2023)
We must recover our memories to say goodbyeOla!!! Setelah kemarin aku menonton film terbaru, kali ini aku abis nonton film yang rilis hampir 2 tahun lalu, tepatnya sekitar bulan Oktober tahun 2023. Karena film ini rilisnya udah dari lama, harusnya sih udah banyak yang...